Welcome

Welcome to this blog. Hope you like it.

Jumat, 10 Februari 2012

Cerpen Sedih_Kisah Sedih Si Gadis Miskin

Sudah menjadi kehendak Allah memberinya cobaan berupa penyakit kronis yang bersarang dan sudah bertahun-tahun ia rasakan. Ini adalah cerita kisah seorang gadis yang bernama Muha. Kisah ini diriwayatkan oleh zaman, diiringi dengan tangisan burung dan ratapan ranting pepohonan.
Muha adalah seorang gadis remaja yang cantik. Sebagaimana yang telah kami katakan, sejak kecil ia sudah mengidap penyakit yang kronis. Sejak usia kanak-kanak ia ingin bergembira, bermain, bercanda dan bersiul seperti burung sebagaimana anak-anak yang seusianya. Bukankah ia juga berhak merasakannya?
Sejak penyakit itu menyerangnya, ia tidak dapat menjalankan kehidupan dengan normal seperti orang lain, walaupun ia tetap berada dalam pengawasan dokter dan bergantung dengan obat.
Muha tumbuh besar seiring dengan penyakit yang dideritanya. Ia menjadi seorang remaja yang cantik dan mempunyai akhlak mulia serta taat beragama. Meski dalam kondisi sakit namun ia tetap berusaha untuk mendapatkan ilmu dan pelajaran dari mata air ilmu yang tak pernah habis. Walau terkadang bahkan sering penyakit kronisnya kambuh yang memaksanya berbaring di tempat tidur selama berhari-hari.
Selang beberapa waktu atas kehendak Allah seorang pemuda tampan datang meminang, walaupun ia sudah mendengar mengenai penyakitnya yang kronis itu. Namun semua itu sedikit pun tidak mengurangi kecantikan, agama dan akhlaknya…kecuali kesehatan, meskipun kesehatan adalah satu hal yang sangat penting. Tetapi mengapa?
Bukankah ia juga berhak untuk menikah dan melahirkan anak-anak yang akan mengisi dan menyemarakkan kehidupannya sebagaimana layaknya wanita lain?
Demikianlah hari berganti hari bulan berganti bulan si pemuda memberikan bantuan materi agar si gadis meneruskan pengobatannya di salah satu rumah sakit terbaik di dunia. Terlebih lagi dorongan moril yang selalu ia berikan.
Hari berganti dengan cepat, tibalah saatnya persiapan pesta pernikahan dan untuk mengarungi bahtera rumah tangga.
Beberapa hari sebelum pesta pernikahan, calonnya pergi untuk menanyakan pengerjaan gaun pengantin yang masih berada di tempat si penjahit. Gaun tersebut masih tergantung di depan toko penjahit. Gaun tersebut mengandung makna kecantikan dan kelembutan. Tiada seorang pun yang tahu bagaimana perasaan Muha bila melihat gaun tersebut.
Pastilah hatinya berkepak bagaikan burung yang mengepakkan sayap putihnya mendekap langit dan memeluk ufuk nan luas. Ia pasti sangat bahagia bukan karena gaun itu, tetapi karena beberapa hari lagi ia akan memasuki hari yang terindah di dalam kehidupannya. Ia akan merasa ada ketenangan jiwa, kehidupan mulai tertawa untuknya dan ia melihat adanya kecerahan dalam kehidupan.
Bila gaun yang indah itu dipakai Muha, pasti akan membuat penampilannya laksana putri salju yang cantik jelita. Kecantikannya yang alami menjadikan diri semakin elok, anggun dan menawan.
Walau gaun tersebut terlihat indah, namun masih di perlukan sedikit perbaikan. Oleh karena itu gaun itu masih ditinggal di tempat si penjahit. Sang calon berniat akan mengambilnya besok. Si penjahit meminta keringanan dan berjanji akan menyelesaikannya tiga hari lagi. Tiga hari berlalu begitu cepat dan tibalah saatnya hari pernikahan, hari yang di nanti-nanti. Hari itu Muha bangun lebih cepat dan sebenarnya malam itu ia tidak tidur. Kegembiraan membuat matanya tak terpejam. Yaitu saat malam pengantin bersama seorang pemuda yang terbaik akhlaknya.
Si pemuda menelepon calon pengantinnya, Muha memberitahukan bahwa setengah jam lagi ia akan pergi ke tempat penjahit untuk mengambil gaun tersebut agar ia dapat mencobanya dan lebih meyakinkan bahwa gaun itu pantas untuknya. Pemuda itu pergi ke tempat penjahit dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi terdorong perasaan bahagia dan gembira akan acara tersebut yang merupakan peristiwa terpenting dan paling berharga bagi dirinya, demikian juga halnya bagi diri Muha.
Karena meluncur dengan kecepatan tinggi, mobil tersebut keluar dari badan jalan dan terbalik berkali-kali. Setelah itu mobil ambulans datang dan melarikannya ke rumah sakit. Namun kehendak Allah berada di atas segalanya, beberapa saat kemudian si pemuda pun meninggal dunia. Sementara telepon si penjahit berdering menanyakan tentang pemuda itu. Si penjahit mengabarkan bahwa sampai sekarang ia belum juga sampai ke rumah padahal sudah sangat terlambat.
Akhirnyai penjahit itu tiba di rumah calon pengantin wanita. Sekali pun begitu, pihak keluarga tidak mempermasalahkan sebab keterlambatannya membawa gaun itu. Mereka malah memintanya agar memberitahu si pemuda bahwa sakit Muha tiba-tiba kambuh dan sekarang sedang dilarikan ke rumah sakit. Kali ini sakitnya tidak memberi Muha banyak kesempatan. Tadinya sakit tersebut seakan masih berbelas kasih kepadanya, tidak ingin Muha merasa sakit. Sekarang rasa sakit itu benar-benar membuat derita dan kesengsaraan yang melebihi penderitaan yang ia rasakan sepanjang hidupnya yang pendek.
Beberapa menit kemudian datang berita kematian si pemuda di rumah sakit dan setelah itu datang pula berita meninggalnya sang calon pengantinnya, Muha.
Demikian kesedihan yang menimpa dua remaja, bunga-bunga telah layu dan mati, burung-burung berkicau sedih dan duka terhadap mereka. Malam yang diangan-angankan akan menjadi paling indah dan berkesan itu, berubah menjadi malam kesedihan dan ratapan, malam pupusnya kegembiraan.
Kini gaun pengantin itu masih tergantung di depan toko penjahit. Tiada yang memakai dan selamanya tidak akan ada yang memakainya. Seakan gaun itu bercerita tentang kisah sedih Muha. Setiap yang melihatnya pasti akan bertanya-tanya, siapa pemiliknya.?
(SUMBER: Serial Kisah Teladan, Muhammad bin Shalih al-Qahthani, seperti dinukilnya dari Mausu’ah al-Qishshash al-Waqi’iyyah dengan perubahan semestinya, Penerbit DARUL HAQ, telp.021-4701616)

CERPEN CINTA - Kisah kasih di sekolah

Senin Pagi, matahari rendah memantulkan uap yang terjebak dilindungi dedaunan. Hari yang indah dimana hari ini adalah hari pertama siswa – siswi SMA Pertama masuk sekolah setelah menikmati liburan semester. Kasih, seorang siswa cerdas bersiap-siap untuk mengikuti upacara dilapangan sekolahnya. Dengan langkah yang terlalu percaya diri Ia menuruni anak tangga satu demi satu sampai akhirnyaaaa….Ooppss! Kasih terpeleset. Untung sajaada seorang siswa baru bernama Doni yang menolongnya.
“ehmmm..terima kasih ya,” kata Kasih yang wajahnya mulai memerah.
“Oke deh, tapi lain kali kalo jalan hati-hati ya,” kata Doni sambil tersenyum seraya meninggalkan Kasih yang masih terpesona oleh sikapnya.
Tak lama kemudian, upacara pun dimulai. Semua murid mengikuti upacara dengan hikmat dari awal hingga akhirnya. Ditengah Upacara tersebut sang kepala sekolah mengumumkan siswa –siswi yang berprestasi, lagi – lagi nama Kasih terpanggil sebagai juara umum. Sementara itu, Kasih sama sekali tidak sadar bahwa dirinya disebutkan sebagai juara umum,matanya terlalu sibuk mencari sesosok pahlawan yang telah menolongnya ditangga tadi. Sampai akhirnya Rian teman sekelas sekaligus sahabatnya berteriak tepat di depan telinga Kasih.
“Kasiiihhhhh….!” Kata Rian
“apasih yan? Ini tuh lagi upacara, jangan berisik dong!”  sergah Kasih
“Kasih, nama kamu dipanggil kepala sekolah tuh, kamu disuruh kedepan sekarang. Oh iya,  selamat ya jadi juara umum lagi.” Kata Rian agak kesal
“Hah??? Kamu serius?? Beneran kan?” Kata Kasih penasaran
“Iyaa, mana mungkin aku bohong.” Seru Rian
“Yaudah deh, aku kedepan dulu ya. Makasih ya rian .” Kata Kasih dengan wajah gelisah seraya maju kedepan untuk menerima hadiah.
“Hah? Pinter – pinter kok tulalit.” Kata Rian
Bel sekolah pun berbunyi menandakan waktu istirahat yang telah tiba. Namun Kasih masih berdiam dikelas melihat teman – teman barunya. Tanpa disengaja sorot matanya menuju tempat duduk yang berada dipojok kelas. Kasih sangat terkejut melihatnya, Ia tak menyangka bahwa dirinya satu kelas dengan anak baru yang menyelamatkannya itu.Kasihpun dengan segera menghampiri Doni.
“Haii!” Sapa Kasih
“Eh, Kasih,” kata Doni
“Kok kamu tau nama aku sih?”
“Tadi kan nama kamu dipanggil kepala sekolah karena menjadi juara umum disekolah kan?”Kata Doni
“Iya, emang kenapa?” Tanya Kasih
“Wah hebat ya, Aku nggak nyangka sama sekali bisa sekelas sama orang pinter kayak kamu. Oh iya, kenalin nama aku Doni anak baru disekolah ini.”  Puji Doni
“Oh..Doni. Aku kira Justin Bieber. Abisnya mirip sih, haha.” Tanya Kasih bergairah
“Ah, kamu ada-ada aja. Ehmm..kamu nggak ke kantin? Tanya Doni
“Lah kamu sendiri?”
“Aku kan anak baru belum terlalu hapal dengan tempat-tempat disekolah ini. Nanti kalo aku ke kantin terus aku lupa jalan kekelas gimana?” kata Doni
“kamu itu kayak anak kecil ya. Nggak akan kesasar kok, kan ke kantinnya sama aku, yukkk!” ajak Kasih
“Hah? Serius? Yaudah deh yuuk!” Kata Doni yang langsung berjalan menuju kantin bersama Kasih.
Hari Senin pun berlalu, hari selasa pun hadir mengiringi Kisah Kasih antara Doni dan Kasih disekolah. Pukul 06.10, Kasih sampai dikelas. Dengan sikap yang gelisah, ia pun langsung berlari menuju tempat duduk Doni dan segera minta maaf karena dirinya tak bisa membalas sms dari Doni karena pulsanya yang habis. Tanpa berfikir panjang, Doni pun langsung memaafkan Kasih. Namun yang paling mengejutkan bagi Kasih adalah Doni mengajaknya menonton film terbaru sepulang sekolah. Meskipun terkejut kasih menerima tawaran itu dengan senang hati.
Jam sudah menunjukkan pukul 15.30, Kasih menunggu Doni yang sedang memesan tiket untuk menonton film. Tanpa disengaja, Kasih dan Doni bertemu dengan teman – teman sekelasnya yaitu Rian, Fitri, Maya dan Budi yang juga ingin menonton film.
“Kasih, Dani! Kalian berdua kok ada disini?” Tanya Fitri yang curiga
“Ini kan tempat umum, terserah kita dong.” Kata Kasih
“Hei, kita juga tahu ini tempat umum. Tapi ngapain kalian berduaan nggak ngajak kita? Wah, ada hubungan gelap nih?” kata Rian menggoda
“eh, kita sebarin yuk ke temen – temen yang lain kalo Kasih sama Doni ada hubungan gelap?” kata Maya
“Ih, hubungan gelap apaan sih? Ada – ada aja deh .” kata Kasih membantah
“Pokoknya Doni sama Kasih punya hubungan khusus. Aku akan tetap sebarin ke yang lain ah.” Kata Maya memaksa
“Sebarin apaan sih?” kata Doni ikut membantah
“kalo ngga mau kita sebarin, bayarin kita nonton dong don.” Kata Rian
“Iya, Bayarin! Bayarin! Bayarin!” kata Rian, Fitri, Maya dan Budi serempak.
“Ih, berisik! Iya, iya, kalian semua aku bayarin.” Kata Doni
“Horeeeee…” kata semuanya serempak
Akhirnya Kasih dan Doni pun gagal untuk nonton berdua. Dengan wajah yang agak murung, Kasihpun menerima semuanya dengan tangan terbuka.
Jam sudah menunjukkan pukul 13.30. Anak – anak SMA Pertama pun bergegas untuk pulang. Seperti biasa,  Kasih pulang bersama dengan Maya. Diperjalanan berdua saling berbincang – bincang.
“kas, Sebenernya kamu suka nggak sih sama Doni?” Tanya Maya Penasaran
“Apaan sih may?” kata Kasih
“Udahlah juju raja. Aku tuh udah tau dari sorot mata kamun kalo kamu lagi liat dia.” Ujar Maya
“Nah, itu udah tau!” kata Kasih
“Oo, jadi emang bener nih?” kata maya semskin penasaran
“he..he.. tapi Kamu jangan kasih tau siapa – siapa ya! Kecam Kasih
“iya, iya. Kamu tau nggak sih kalo Doni kan juga suka sama kamu!” Kata Maya berbohong
“Hah? Kamu serius?” Kata Kasih penasaran
Kejadian yang sama dialami oleh Doni.  Secara tiba – tiba Rian langsung menyambar Doni dari belakang. Tanpa rasa ragu, Rian pun menanyakan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan Maya.
“Kamu suka sama Kasih ya? Jujur aja deh. Tenang aja aku nggak bakal bilangin deh.” Ujar Rian memaksa
“ehmm.. Gimana ya? Aku emang suka sih sama Kasih.” Kata Rian
“yaudah, kalo gitu langsung aja tembak si kasih. Lagipila kan kalo kalian jadian aku bisa dapet PJ.” Kata Rian

                “Apatuh PJ?” Tanya Doni
“Kamu norak ah, PJ aja nggak tau. Pj itu pajak jadian, jadi kalau kalian pacaran, kalian harus bayar pajak ke kita – kita. Ngerti?”Jelas Rian
“Mendingan nggak usah jadian deh.” Ujar Doni
“Eh, nggak boleh gitu dong. Cinta itu nggak boleh dipendam, nanti bikin penyakit tau! Lagipula Kasih juga suka kok sama kamu.” Kata Rian
Keesokan paginya, Doni langsung mengajak Kasih keluar kelas untuk membicarakan sesuatu.
“Kasih, emangnya kamu suka sama aku ya?” kata Doni
“hah? Kata siapa? Pasti si maya. Ehmm, Memangnya kamu juga suka sama aku ya?” Tanya Kasih
“Bukan kata maya kok. Tapi kamu tau dari Rian ya?” ujar Doni
“Jadi bener Don kamu suka sama aku?” Tanya  Kasih penasaran
“Ehmm.. iyasih ! tapi memangnya kamu suka sama aku juga?” Tanya Doni
Kasih pun menganggukan kepalanya.
“iya? Yang bener? Baguslah. Tapi nani kita bakalan kena PJ. Bangkrut deh aku.” Sambung Doni
Kasih dan Dani pun akhirnya hidup bahagia sebagai sepsang kekasih. Menskipun mereka merasa bangkrut karena harus mentraktir teman – temannya.

Cerpen Cinta_ Sahabat Jadi Cinta

emilly dan jancent adalah sahabat dari mereka duduk di bangku kelas 6 sd,awalnya mereka cuman teman biasa ajah,tapi suatu saat ada teman milly yg dari kelas lain naksir sama jancent,sejak itulah mereka mulai deket....ketika tmn milly meminta milly untuk ngedeketin dia ma jancent...,si jancent cuek bgt ma tmen milly yg namanya jane,shingga si jane putus asa,ktika jancent dan milly dah deket banget,tiba"...........SETELAH NAIK KE KELAS 1 SMA jancent seperti menghindar gitu dari milly,napa yha???? itulah yang pengen diketahui milly..apakah karena jancent udah pindah ke kelas lain,pnya temen" baru ato???????namun semakin ia jauh dari jancent semakin dia tau perasaan dia yg sbnarnya bahwa sbnarnya mulai mencintai jancent....apa yang harus dilakukan milly??? nnya lngsng k jancent knapa dia mnghindar??? itu bkan milly(milly bkan tipe wanita yg seperti itu)milly pengen bgt tau perasaan jancent k dia,kmdian milly mulai mencobanya dngn SMS,apakah berhasill?? TIDAK...malahan dicuekinmilly selalu berusaha buat tau segala sesuatu yg berhubungan sama jancent,sampai suatu saat dia mengetahui suatu informasi kalo jancent lagi ngejar kakak klas 2.... setelah tau hal tsb,milly selalu berusahah,berusaha dan berusaha untuk ngelupain jancent,namun yang namanya perasaan itui g bisa diboongin,milly g pernah bsa ngelupain jancent.. .SAMPAI SAAT MERAKA NAIK KE KELAS 2 SMA......... salah satu temen deket milly jadian ama temen deket jancent,untungnya saja mereka gak gitu tau kalo sebenarnya milly dan jancent dulu pernah deket...mengapa dia harus kembali muncul lagi di depan milly padhal milly perlahan-lahan telh bisa ngelupain dia,pikir milly dalam hati...pada suatu siang di kantin sekolah....."hai",sapa jancent(sambil tersenyum) "hai juga""mill,nyariin makanan apa??" tanya jancent"biasa nasi soto pak mur" jawab milly"sambil ngeluarin sepucuk kertas,kmudian diberikan ke milly) "ni ada surat buat kamu dari aku,ntar sampe ke kelasa kamu baca y???" kata jancent"apaan ni,,cent??" tanya milly"rahasia dong" jawab jancentSESAMPAINYA DI KELAS...."mill,ntar sore habis pulang sekolah aku tunggu kamu di restoran deket sekolah y??? jam5 sore,ok??? aku tunggu y..."setelah membaca surat itu milly seneng banget,tapi dai juga bingung...,kenapa dia bingung????dia bingung kare dia gak yakin ma feelingnya sendiri,mau pergi atau nggak..... dia pengen bangeeeetttt pergi,tapi dia keinget ama yang telah dibuat jancent.... PERGI TANPA SEPATAH KATAPUN....sebentar lagi udah mau jam pulang sekolah,mau pergi gak y?? pikir milly dalam hati. Tpi dia udah melakukan hal yg g bisa milly maafin...setelah pulang ke rumah ,milly membaca ulang surat yg diberikan jancent brulang-ulang,smpai tiba-tiba mata milly tertuju ke pot vas bunga di ruang tamunya....,kemudian milly menghitung helai bunganya... "...........................,pergi,nggak,pergi,nggak,pergi,nggak,pergi",OH MY GOD aku harus pergi keluh milly dalam hati,kemudian milly bergegas menyiapkan dirinya,g tau kenapa hari ini milly berpakaian bagus sekali,tetapi milly berencana untuk jam 5 lewatan baru berangkat....sesampainya di tempat...jancent menyapa,"hai,dah lapar??"milly:"blom"jancent:"kok keliatannya kamu badmood bngt??"milly:"menurut kamu??"jancent:"y mana aku tau mill..,crita donk kamu knapa.."milly:"g tau knapa aku tba" g enak badan,aku pulang dulu y..."tanpa mendengar balasan jancent,milly langsung meninggalkan tempat itu.... Pada malam hariny.....drrrt.... drrrt... drrrt.... kemudian dibuka pesan dari handphonenya...."mill kamu knapa sich,kok tadi aku dicuekin"Milly mereplynya "menurut kamu kalo dicuekin ama orang itu rasanya gimana?? enak y??? itulah yang dulu aku rasain,dicuekin ama sahabatku yg paling aku percayai,kamu tau g gmn rasanya???? haha???" ...kemudian dipencetkannya tombol senddrrrt... drrrt... drrrt..."maksudmu aku????.. aku bener-bener mnta maaf sama kamu,bukan maksud aku buat nyakitin kamu....,kamu tau ga aku juga menderita....,sebenarnya aku tuh cinta banget ma kamu,tapi aku takut kamu ga punya perasaan seperti perasaan aku ke kamu dan itu malah bikin persahabatan kita rusak... aku bener-bener minta maaf sama kamu" milly membalasnya"aku juga mempunyai perasaan yang sama kayak kamu,aku juga cinta ama kamu cent"drrt.. drrrt.."kalo begitu besok kta ketemuan yuk di tempat tadi,trus kita ngomongin semuanya biar jelas,gimana??" Kemudian keesokan harinya....setelah menceritakan semuanya barulah mereka sadar bahwa mereka saling mencintai...kemudian di tempat itu juga mereka resmi menjadi sepasang kekasih.

CERPEN Sahabat jadi Musuh_‘Sahabat atau Musuh’

Suatu hari, di siang hari yang panas pada jam pulang sekolah …
 “Shan…shan..Ashantiiii” panggil Keyshia dengan sekuat tenaga sambil terus berlari mengejar teman baiknya itu.
            Memang sudah dua hari ini sahabat baiknya Ashanti menghindarinya terus. Namun, dia terus berusaha agar Ashanti mau mendengarkannya dan mau memaafkannya.
            Akhirnya Keyshia mendapatkan pergelangan Ashanti setelah itu dia memegangnya kuat-kuat  “Shan..dengarkan penjelasanku dulu, baru kau boleh pergi.”
            “Apa-apan sih, lepaskan gak ! Lepaskan, atau aku akan…” jawab Ashanti dengan teriakannya namun terpotong. “Akan apa ? Aku gak akan peduli kamu mau berbuat apa kepadaku nanti, tapi dengarkan aku dulu sebelumnya.” Jawab Keyshia yang tidak mau kalah.
            “hmm..” Ashanti menghela nafas dengan kesalnya, lalu membuang muka karena dia tidak mau memandang sahabatnya itu. Memang insiden kecil beberapa hari lalu membuatnya benci setengah mati kepada sahabatnya itu.
            “Dengarkan ! Aku sama sekali tidak mempunyai niat apa-apa untuk menyakitimu dan membuatmu malu pada pesta topeng beberapa hari lalu.”
            “Hah ? Aku gak salah dengar kan ?! Lalu apa maksudmu menyiram gaunku dengan segelas jus pada pesta itu, lalu untuk apa juga kau memberiku kado berupa beberapa ekor katak yang melompat dan dengan cepatnya masuk ke dalam rambutku sehingga membuatku tampak seperti orang bodoh didepan semua orang di sekolah ini pada acara pertukaran kado untuk sahabat di pesta itu.” Ashanti menjelaskan semua itu dengan cepat.
            “Aku tidak merencanakan semua itu terjadi kepadamu.” Jawab Keyshia dengan polosnya. Namun Ashanti tetap tidak percaya padanya. “Huh..lalu siapa ? Hantu maksudmu ?! Jangan membuat alasan yang konyol”.
            Keyshia tampak berpikir selama lima detik lalu sampai akhirnya dia menjawab “Aku tidak tahu. Tapi..percayalah kepadaku. Aku tidak pernah berniat jahat padamu. Itu alasanku.”
            Ashanti mendengus kesal untuk beberapa kalinya, “Hanya itu alasanmu ? Buang-buang waktu saja. Lalu untuk apa aku harus percaya kepadamu ?”
            “Karena aku sahabatmu, ku mohon percayalah” Jawab Keyshia meyakinkan. “Kalau aku tidak percaya, kau mau apa ?” tambah Ashanti sinis.
            “Itu urusanmu, kaulah yang berhak menentukan.” Tiba-tiba Risti datang dan ikut angkat bicara. “Huh..satu pengacau lagi datang” dengus Ashanti kesal.
            “Kenapa sih..kau berubah sejak bergabung dengan Debi, Zeze dan Lydia. Tahu gak ?! Mereka semua hanya ingin memanfaatkanmu dan mungkin mereka semua yang menyebabkan itu semua terjadi kepadamu” jawab Risti dengan kesal.
            “Omong kosong ! Aku sama sekali tidak percaya kepada kalian semua. Dan asal kalian tahu, mereka semualah yang membuatku bisa pacaran dengan David, cowok yang selama ini aku kagumi, bukan kalian.”

            ‘TIN-TIN’tiba-tiba ada suara klakson mobil berwarna merah muda. Mobil itu kemudian menepi mendekati pertengkaran ketiga sahabat baik itu. Dan kemudian, jendela mobil itu terbuka. Terlihatlah ada tiga perempuan muda di dalamnya yang mengenakan pakaian seragam yang sama seperti ketiga sahabat itu. Salah satu perempuan yang mengendarai mobil itu akhirnya memulai untuk berbicara.
            “Hey Shan ! kamu kok belum pulang ?” kata perempuan yang bernama Debi itu. Kemudian, Ashanti melirik ke arah kedua sahabatnya itu untuk memberikan isyarat kepada mereka.
            “Ohhh…itu masalahnya. Kamu di gangguin sama dua makhluk pengacau ini lagi ya..” kata wanita yang satu lagi bernama Zeze.
            “Kayanya supir kamu telat lagi deh. Udah yuk ikut sama kami aja daripada nunggu terus. Apalagi di temenin sama para pengacau ini.” Kata Lydia ikut menambahkan.
            “Thanks ya, memang kalian semua yang paling mengerti” kata Ashanti seraya masuk ke dalam mobil. Sementara itu, Keyshia dengan Risti hanya dapat melihat mereka pergi menjauh  dengan pandangan yang sangat menyakitkan hati karena mengingat teman mereka telah berubah 1800.
           
Keesokkan harinya di perpustakaan sekolah…….
           
            Seorang siswi sedang menuju meja penjaga perpustakaan dengan langkah yang sangat takut mengingat penjaga perpustakaan di sekolahnya itu terkenal sangat galak. “Permisi, aku mau minta maaf karena aku telat membalikkan buku ini. Jadi berapa denda yang harus aku bayar ?” tanyanya sambil menunduk dalam.
            “Ashanti, mau mengembalikkan buku ya ? tanggal berapa kau pinjam buku tersebut ?” kata penjaga perpustakaan itu ramah. ‘Tak seperti biasanya ramah dan suaranya pun berbeda, lebih lembut, serta ku rasa aku mengenalnya’Ashanti berbicara pada dirinya sendiri. Ketika itu, dia pun langsung mengangkat wajahnya untuk melihat siapa penjaga perpustakaan tersebut.
            “Eh Dio, sedang apa di sini ?” tanyanya heran kepada temannya tersebut. “Kau jangan heran ! Aku di sini hanya menggantikan posisi Pak Bastari karena beliau sedang sakit.” kata Dio menjelaskan.
            “Huf, untunglah ! Aku pinjam buku ini pada 5 hari yang lalu, maaf baru mengembalikkannya sekarang karena banyak hal-hal yang harus aku cerna berhubung kata-katanya sulit di mengerti” tutur Ashati lugas.
            “Ohhh….Ya sudah sinikan bukunya! kau tidak perlu membayar dendanya.”kata Dio dengan muka yang tersenyum kepada Ashanti. Jelas dia sangat baik kepada Ashanti karena Ashanti lah gadis yang menjadi cinta pertamanya  di sekolah tersebut. Namun, dia masih ragu bahkan belum sempat untuk mengutarakan perasaannya tersebut sehingga dia sangat menyesal begitu mendengar kabar bahwa Ashanti telah berpacaran dengan David.
            “Terima kasih ya ! kau memang teman yang sangat baik, kalau begitu aku kembali ke kelas dulu ya. Selamat bekerja menggantikan Pak Bastari” kata Ashanti ramah seraya pergi berlari meninggalkan perpustakaan tersebut. Aneh memang jika Ashanti kerap selalu merasa sangat nyaman dan bisa tersenyum lepas jika berada di dekat Dio, temannya itu.

            Ketika itu pada jam istirahat, setelah Ashanti pergi ke Perpustakaan, berhubung kelasnya berada di lantai tiga dia pun menaiki tangga untuk pergi ke kelasnya. Tapi pada saat dia menaiki tangga yang berada di lantai dua, dia melihat dua sosok yang saling bergandengan tangan dan sudah tidak asing lagi untuknya,  yakni Zeze dengan David. Seketika itu, dia pun mengurungkan niatnya untuk kembali ke kelas dan dia pun segera kembali ke bawah lagi untuk menuju ke toilet. Di dalam salah satu toilet dia pun menangis tanpa hentinya. Bagaimana tidak ?! Pangeran yang selama ini dia sukainya dan sudah menjadi miliknya malah jalan dengan wanita lain, dan itu dengan temannya sendiri. ‘Brak’ terdengar suara pintu utama toilet di banting dengan kerasnya. Dan terdengarlah suara dua orang siswi yang sedang tertawa dengan keras, dan lagi-lagi Ashanti mengenal dua suara tersebut, maka dia hentikanlah tangisannya itu untuk mendengarkan pembicaraan dua suara tersebut.
            “Ha…ha..ha..ga nyangka banget ya kalau si Ashanti itu bisa kita manfaatkan, apalagi selama ini dia ga sadar kalau di manfaatkan. Dengan begitu kita bisa terus-terusan minta jawaban ulangan sama dia” kata salah satu siswi tersebut.
            “Ha..ha iya juga ya, apalagi dia ga sadar sama sekali kalau kita gak pernah menjodohkan dia sama si David, ya iyalah David kan pacaran sama si Zeze yang super cantik, mana mungkin dia mau pacaran sama Ashanti kalau gak di suruh sama kita”kata siswi satunya lagi. “Bukan kita tapi aku ! Aku kan yang sepupunya david” kata siswi pertama menegaskan.
            “Iya deh aku tahu bahwa Debi adalah sepupunya David. Oh ya, ada satu lagi kebodohan Ashanti yakni dia gak sadar sama sekali kalau yang mengerjainya pada pesta topeng waktu itu adalah kita” kata siswi yang bernama Lydia tersebut.
            “Yuk kita pergi dari sini ! Aku gak betah berlama-lama jika ada di sini”kata Debi seraya meninggalkan toilet tersebut di ikuti dengan Lydia di belakangnya. Betapa sakit dan perihnya hati Ashanti saat itu ketika mendengar percakapan mereka secara langsung mengenai dirinya. Ashanti menangis sambil berpikir bahwa dirinya telah bodoh membuang teman-teman baiknya, yakni Keyshia dan Risti.
            Ketika jam pulang sekolah tiba, murid-murid pun berjalan keluar berhamburan tak terkecuali dengan Ashanti yang berjalan keluar dengan tubuh yang gontai. Dia pun tak peduli terhadap orang-orang yang kerap dia tabraknya, saat itu dia hanya berjalan lurus mengikuti langkah kakinya yang ingin cepat-cepat pergi dari sekolah tersebut. Karena air mata terus berderai di wajah manisnya maka dia terus berjalan dengan wajah yang tertunduk. Di persimpangan jalan terdapat mobil besar yang melaju dengan cepatnya, karena Ashanti terus berjalan dengan tidak hati-hati maka seketika itu dia terkejut ketika dia melihat sebuah mobil melaju ke arahnya. Saat itu tubuhnya pun seakan-akan kaku untuk di gerakkan dan dia pun terdiam saat mobil itu terus melaju ke arahnya dan akhirnya…….
              Pandangan Ashanti tidak jelas saat membuka matanya untuk sadar kembali dan ketika itu ada dua orang yang tidak asing lagi baginya yang sedang berada di samping kanan dan kirinya.
            “Key-Keyshia, Risti, aku di mana ?” tanyanya heran. “Kau sekarang ini sedang berada di rumah sakit karena kecelakaan satu jam yang lalu. Apa kau masih ingat” tanya Risti balik. “ Ya, aku masih ingat. Tapi bagaimana aku bisa selamat ?” tanya Ashanti masih heran. “Tadi yang menyelamatkanmu adalah Dio, sedangkan kau tadi cuma pingsan dan tidak mengalami luka sedikitpun” kata Keyshia ikut menjelaskan.
            “Dio ?! Bagaimana keadaan dia sekarang ? Apa dia terluka ?” tanya Ashanti khawatir. “Oh..Dio tidak mengalami luka yang parah kok, justru dia malah khawatir tentang keadaanmu sehabis kecelakaan tersebut dan dia sekarang berada di ruang sebelah karena masih harus di periksa dokter” kata Risti menenangkan.
            Kemudian, setelah itu Risti dan Keyshia pun mulai bercerita tentang kejadian kecelakaan yang baru menimpa Ashanti dan juga bercerita bagaimana keadaan saat Dio menolongnya, serta bercerita bagaimana mereka bisa berada di rumah sakit untuk menemani Ashanti dan Dio sehabis kecelakaan tersebut. Sedangkan Ashanti juga bercerita tentang kepedihan yang dialaminya kepada dua orang teman baiknya itu.
            “Keyshia, Risti aku boleh tidak berteman lagi dengan kalian dan menjadi sahabat kalian lagi, aku sungguh menyesal telah berbuat kasar pada kalian semua, maka dari itu aku minta maaf kepada kalian” kata Ashanti penuh penyesalan.
            Seketika itu Keyshia dan Risti saling bertatapan untuk beberapa saat, dan kemudian mereka menjelaskan bahwa mereka sudah memaafkan semua kesalahan Ashanti dan mau menerima Ashanti menjadi sahabat mereka kembali.
            “Baiklah aku akan berjanji aku tidak akan menyakiti diri kalian lagi dan aku juga akan bersumpah akan menjaga persahabatan kita sampai kapan pun” kata Ashanti bersemangat. “Ah, tidak perlu dilebih-lebihkan seperti itu” ujar Risti ikut senang.
            “Apa sih yang dilebih-lebihkan ? Boleh tahu tidak ?” kata Dio datang tiba-tiba. “Eh Dio kau tidak apa-apa kan ?” tanya Ashanti cemas. “Ya, yang seperti kau lihat aku tidak apa-apa” kata Dio meyakinkan. “Terimakasih Dio, atas pertolonganmu aku bisa selamat” ujar Ashanti senang. “Ah, itu cuma hal kecil, tidak perlu dibesar-besarkan” kata Dio merendah.
            Setelah kejadian itu akhirnya Ashanti dapat kembali menjalin ikatan persahabatan yang sempat terputus dengan Risti dan Keyshia. Serta akhirnya dia dapat menyadari siapa cinta sejati yang ada didalam hatinya itu sehingga pada akhirnya dia dan Dio menjadi sepasang kekasih. Sementara itu Debi, Zeze, dan Lydia harus berusaha keras agar mendapatkan tempat menyontek untuk jawaban ulangan mereka. Dan pada akhirnya juga David sering merasa kerepotan karena dia kerap dijadikan pembantu dadakan oleh sepupunya sendiri, yakni Debi sehingga dia harus melaksakan apa-apa yang di perintahkan Debi karena Debi tak mampu lagi memanfaatkan Ashanti.
            Dan persahabatan yang akan dijalin Ashanti terus bersama Risti dan Keyshia siap menghadapi lembaran-lembaran baru didalam kehidupan sehingga persahabatan mereka tak akan lekang oleh waktu.



****

CERPEN HANTU_Misteri Hantu Penunggu WC Kampus


Kabar hantu penunggu kampus gentayangan sudah lama didengar Rudi. Belakangan kabar kemunculan hantu berwajah seram itu makin santer jadi bahan pembicaraan. Menurut kabar yang berhembus salah seorang mahasiswi putri Jumat Kliwon yang lalu mendadak jatuh pingsan di WC kampus. Kabarnya, dia kaget setengah mati ketemu hantu kampus.
Rudi semula tidak begitu menanggapi kabar burung yang ia sendiri belum pernah mengalami. Meski dalam hati kecilnya mengakui jika di dunia ini masih ada alam lain, alaming lelembut yang tidak selalu bisa dilihat dengan kasat mata. Sampai pula Rudi mendengar kabar korban jatuh yang kali ketiga, juga masih mahasiswi putri yang ditemukan pingsan di WC kampus.
Setelah siuman dia mengakui kaget bercampur takut setengah mati menyaksikan makhluk menyeramkan tiba-tiba muncul di WC yang berada di ujung bangunan kampus paling belakang. Mahasiswi itu jatuh pingsan, karena saking takutnya melihat sosok menyeramkan itu hendak mendekatinya.
“Ah, hantu yang saya lihat berwujud manusia. Cuma wajahnya amat menakutkan, ahh…saya tidak mau membayangkannya lagi,” tutur mahasiswi itu ketika ditanya Rudi. Keterangan yang didapat belumlah memuaskan, membuat Rudi semakin penasaran untuk mengungkap misteri di balik kemunculan hantu kampus.
“Sebagai orang beriman aku tidak boleh takut dengan lelembut macam apapun. Wong derajad saya sebagai manusia lebih tinggi dibandingkan ‘begundal-begundal’ itu,” bisik batin Rudi mengumpat hantu itu dengan sengit. Di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 1999 tempat Rudi menimba ilmu, keberanian Rudi berhadapan dengan lelembut memang bolehlah diacungi jempol.
Dia paling sering menunggui jenazah yang outopsi ketika ada praktik anastesi. Wajar saja berani, pasalnya ketika masih duduk di bangku SLTP dulu Rudi pernah masuk pondok pesantren. Amalan dan doa-doa untuk mengusir makhluk halus banyak yang dia kuasai. Lalu berhasilkan dia menguak misteri kemunculan hantu kampus ?
Kamis pagi itu Rudi mulai merencanakan bertemu dengan hantu. Awalnya, dia mencari keterangan pada beberapa warga yang tinggal di sekitar kampus, mencari asal-usul tempat yang kini dibangun kampus berada di pinggiran kota itu. Ada beberapa versi yang memberi keterangan berbeda. Kabar yang didapat tempat itu dulunya bekas penjagalan hewan, bekas kuburan kuno, dan kabar terakhir yang dia dengar tempat itu dulunya bekas markas pembantaian para gerombolan PKI ! Mana yang benar ?
“Aku harus membuktikan sendiri,” bisiknya lagi. Satu lagi kabar yang dia dengar dari warga setempat, beberapa tahun lalu sebelum dibangun kampus pada tahun 1984, warga sekitar sering ditemui sosok pria yang suka mondar-mandir di sekitar tanah lapang setempat tanpa kepala. Dibarengi dengan kemunculan sosok seorang wanita gemuk bertaring, dan pria berkulit hitam legam yang bisa keluar masuk tanah.
Sejauh ini misteri kemunculan sosok-sosok itu belum berhasil diungkap warga setempat. Upaya untuk melacak pernah dilakukan dengan memanggil orang pintar, namun tidak berhasil karena dia merasa kalah kuat dengan lelembut tersebut. Sampai kemudian Rudi bertemu dengan sesepuh kawasan tersebut, Mbah Karso.
Mbah Karso diam-diam sudah tahu maksud Rudi memintai keterangan warga. Dia sebagai warga yang sudah lama tinggal di tempat sekitar, pengakui salut terhadap jiwa muda Rudi. “Datang saja di tempat yang biasa dia muncul. Nanti kan Jumat Kliwon, mbah yakin di sana pasti sepi. Begundal-begundal itu pasti muncul,” ucap Mbah Karso membuat Rudi terkejut. Dari mana Mbah Karso tahu dia menjuluki lelembut itu ‘begundal’ ?
Pukul 21.00 WIB ketika suasana kampus mulai sepi. Terlihat dari kejauhan sesosok pemuda bertubuh tegap mengendap-endap mendekati bangunan WC ujung belakang kampus. Langkahnya pelan sambil kedua matanya tidak henti mengawasi setiap sudut bangunan. Menyelidik kemungkinan hantu yang bikin takut mahasiswi itu muncul.
Langkah dia terhenti di pojok belakang WC. Tatapan matanya nanar memandangi semak-semak di belakang WC. Sejenak itu dia menyelidik lalu kemudian duduk bersila, dan kedua matanya pun terpejam. Tidak ubahnya orang duduk bersemedi. Sekitar 10 menit berdiam diri, mendadak desiran angin malam berhembus tidak seperti biasanya.
Agak kencang dan terasa hanya di sekitar tubuhnya. Tiba-tiba pundaknya terasa seperti ditepuk dari belakang. Dia terkesiap, lalu menoleh ke belakang. Ternyata tiga sosok yang disebut-sebut hantu itu memandanginya nanar. Wajah mengerikan mengerikan sama seperti yang dituturkan para warga. “Tolong aku nak…tolong aku…,” ujar ketiganya sambil menunjuk semak-semak di belakang WC.
Jantung pemuda itu berguncang keras menatap hantu-hantu berwajah seram itu. Belum habis dia berpikir dari balik lorong WC muncul orang tua yang ringkih, Mbah Karso. “Biarkan dia Nak Rudi. Jangan diusik, dia tampaknya butuh pertolongan kita,” tutur pak tua itu. Tidak beberapa lama bayangan hantu itu berlahan-lahan hilang seiring keluarnya asap tipis. “Tolonglah aku malam ini juga…,” seru ketiganya sebelum menghilang. Rudi dan Mbah Karso bertatapan seperti tidak percaya dengan yang baru dilihat, di tempat sepi itu pun hanya tinggal dia berdua.
“Ayo bantu Mbah menggali semak-semak. Di situ pasti ada tulang mereka. Dia itu arwah mati penasaran. Dulu di tempat sini memang pernah tinggal sekeluarga, mereka mati dibunuh,” tutur Mbah Karso yang membuat Rudi semakin bertanya-tanya. “Anehnya, mayat mereka tidak ditemukan. Nah, mungkin mereka dikubur di situ,”.
Diakui Mbah Karso selama ini dia hanya diam mendengar kabar kemunculan hantu, karena merasa belum menemukan orang yang seperti Rudi. Pemberani dan selalu ingin tahu tentang misteri di balik kemunculan makhluk gaib. “Nah, itu warga sudah datang. Mereka pada datang ke sini setelah saya beri tahu,” paparnya.
Dalam sekejab tempat itu ramai dipenuhi puluhan warga yang ingin menyaksikan penggalian mayat yang pernah dikabarkan hilang puluhan tahun yang lalu. Tidak berapa lama semak-semak telah berganti galian. Dan, memang benar di dalamnya ditemukan tumpukan tulang belulang yang sudah rusak. Dalam hati Rudi bersyukur telah membantu menenangkan ketiga arwah. Terlebih lagi yang membuat dia lega, kejadian penggalian mayat itu tidak ada satu pun mahasiswa yang tahu.

CERPEN CINTA_Cinta yang Telah Pergi Selamanya+Karya: Ariyanti


Judul : Cinta yang Telah Pergi Selamanya
Kategori : Percintaan, Remaja, Sedih
Penulis : Ariyanti

Hari begitu cerah suasana tampak ramai di halaman sekolah.Ini adalah hari pertama ku jadi siswa baru di SMA vavorit yang selama ini aku ingin kan.
“mudah-mudahan saja hari ini akan lebih baik” bicara ku dlam hati
di saat aku berjalan sambil termenung tiba-tiba saja ada cowo menabrak ku dari belakang  ”oohh I am sorry” cowo yang menabrak ku
“o tidk apa apa” aku pun memblas perkataannya
setelah cowo itu meminta maaf aku segera meninggalkan tempat ku tadi dan menuju ke kelas ku yang baru.sesempai di kelas semua murid memperhatikan ku.Akupun hanya terdiam saja dan menuju ke tempat kursi kosong.Bel berbunyi tanda bahwa belajaran akan segera di mulai guru pun memasuki kelas kami.
“selamat pagi anak anak”sapa bu irma guru bahasa indonesia.
“selamat pagi bu”jawab siswa siswa yang ad di kelas dengan serentak.
“kebetulan sekali anak anak bahwa hari ini ada teman baru kalian.nah sekarang silakan maju untuk memperkenalkan diri kamu”ibu Irma sambil menyuruh ku
akupun maju”selamat pagi teman teman perkenalkan nma saya Fedellia Nafissya panggil saja fiya saya pindahan dari Surabaya saya pindah disini karna alasan saya ikut orng tua pindah tugas,hobby saya suka membaca,mudah mudahan saya bisa akrap sama kalian semua terimakasi”
aku yang gugup.akhirnya bu Irma menyuruhku untuk duduk.3jam pun berlalau bel berbunyi bertanda waktu istrahat telah tiba aku hanya duduk di bawah pohon bringin terdiam melamun membayangkan sesosok selaki tadi yang menabrak ku.”siapa yah nama cowo tadi.??tanya dlm hati.baru kali ini aku jatuh cinta pda pandangn pertama”aku trus melamun
tiba tiba sja cowo yang menabrak ku datng di hadpan ku.
“hei kamu kn cewe yang tadi aku tabrak..”dengn seyum manisnya
“ee..iya kamu yang tadi menabrak ku”akupun membalas senyumnya
“pekenalkan nma ku Aryo”sambil mengulurkn tangannya
akupun jga mengulurkan tangan ku”aa..kuu.. Fiya”.
Karna setiap hari aku bertemu aryo di sekolah lama kelamaan aku pun sama Aryo telah berpacaran.Aryo kakak kelas ku sedangkn aku adik kelasnya,akhirnya banyak orang yang iri pada ku karna aku bisa mendptkn cintanya Aryo yah mungkin karna Aryo ganteng,pinter,baik lagi.Aku dan aryo sangat saling mencintai dan sling menyayangi.tpi cinta ku sama Aryo tdk lama .aku di rumah hanya terdiam duduk di kursi sova sambil menunggu Aryo dtang
“hujan sederas ini Aryo belum saimpai,firasat ku kok jadi ngak enak kanya gini”bicara ku dalam hati.tiba tiba suara ketokan pintu bebunyi.Aku pun segera membukahkn pintu dan ternyata itu Aryo.
“eeh kamu,ayo masuk sayang,kamu basah pasti dingin ya .? Biar aku ambilin kamu handuk,tunggu sebentar.”aku sambil menatap wajah Aryo yang pucat dan Aryo hanya terdiam.akupun segera mengambil handuk dan tiba tiba saja suara hp ku berbunyi.Telfon dari kakaknya Aryo.akupun langsung mengankatnya
“hallo”aku
“hallo dengan Fiya .??”kakaknya Aryo sambil tergesak
“iya ini dengn saya sendiri ada apa ya kak.?”
“Fiya kamu harus dtang di rumah sakit sekarang,Aryo meninggal dunia akibat kecelakaan pas mau pergi di rumah kamu.”kakaknya Aryo sambil menangis
“apa kak.tpi Aryo ad di rumh ku kak”aku yang terheran dan mengeluarkan air mata
dan aku langsung mematikan telfon ku.Akupun menuju ke ruang tamu,pas aku sampai di ruang tamu ternyata Aryo tidk ada.tanpa kta lagi akhirnya aku menuju ke rumah sakit dengan air mata mengalir di pipi ku.sesampai di rumah sakit aku melihat Aryo terbaring dan di tutupi kain putih.Aku hanya bisa menangis
“Aryooo…Aryo bangun Aryo kamu jangn tinggalkan aku sendiri Aryoo..”aku yang terus menangis akupun perlahan menurunkan bibir ku di telinga Aryo sambil membisiknya
“Aku sayang kamu Aryo sampai kapan pun”bisik ku
lalu aku kembali menutupi kain putih yang menutupi tubuh Aryo dan mengucapkan SELAMAT TINGGAL CINTA KU.

CERPEN LUCU_Sekali Kerja Langsung Beres

Suatu hari si Udin ditegor majikannya.
Majikan : "Udin, kamu kalo kerja kok nggak pernah beres sekaligus, sih. Saya cuma nyuruh kamu beli 5 butir telur aja kamu sampe bolak-balik ke warung 5 kali. Lain kali jangan begitu ya ?"
Udin : "Iya, tuan" sambil manggut-manggut tanda nurut.
Beberapa hari kemudian sang majikan sakit, terus nyuruh Udin manggil tabib (maklum dokter mahal). Tapi sang majikan jadi kaget, karena waktu kembali nggak cuma tabib yang dipanggil Udin, tapi beberapa orang lain. Sang majikan nanya:
Majikan : "Udin, kamu ini apa-apaan sih, kan saya cuma nyuruh kamu manggil tabib, kenapa ada banyak orang lain di sini?"
Udin : "Lho, kan tuan nyuruh saya kerja musti beres sekaligus ?"
Majikan : "Iya, tapi apa hubungannya sama orang-orang ini?"
Udin : "Tuan kan nyuruh saya manggil tabib, nah, tabib kan biasanya setelah memeriksa, nulis resep obat, makanya saya panggil juga TUKANG OBAT, terus tukang obat kalo mau bikin obat kan perlu bahan-bahannya, makanya saya panggil juga TUKANG JUALAN BAHAN-BAHAN OBAT, terus bahan-bahan obat itu kan perlu dimasak dulu, saya panggil juga TUKANG KAYU BAKAR, kalo obatnya udah jadi, terus kan tuan minum itu obatnya, iya kalo tuan sembuh, kalo tuan malah mati gimana, makanya saya panggil juga TUKANG GALI KUBURAN." 

cerpen remaja yang yang berjudul 'Mantan' yang ditulis oleh Melody Muchransyah


Seluruh rasa antusias itu seakan luruh. Semangatku untuk mendengar cerita Laras, hilang begitu saja. Kebahagiaan yang tadi sempat mengisi relung hatiku, tercabut secara paksa.

Di sebuah kamar kost-an, aku duduk di atas tempat tidur. Tangan kananku memegang sebatang cokelat. Di tangan kiriku, aku memainkan sebuah permainan, di handphone kesayanganku.

“Tari, perasaan dari tadi pagi lo makan cokelat terus. Apa enggak takut gemuk?” tanya Wery, sambil berbaring di tempat tidur yang terletak di samping kanan tempat tidurku.

“Iya, gue heran deh sama Lestari. Padahal kalau makan cokelat enggak tanggung-tanggung. Sekali makan bisa habis dua batang. Tapi kenapa badan lo enggak gemuk sih?” Hanny yang dari tadi sibuk ber-SMS-an dengan Deni, pacarnya, ikut melibatkan diri dalam obrolan kami.

“Jangan-jangan lo muntahin lagi, ya?” timpa Wery, sebelum sempat aku menjawab pertanyaan dari mereka.

“Wah, jangan-jangan iya, nih. Lo bulemia ya?”

“Bulemia? Yang benar tuh, bulimia. Bukan bulemia. Makanya kalau punya kamus kedokteran itu dibuka-buka. Jangan disimpan aja,” ledek Wery, sambil tertawa terbahak-bahak.

Kami pun kemudian tertawa.

Begitulah suasana di kost-an bila malam tiba. Selalu ramai dengan canda tawa. Kata-kata yang Hanny dan Wery lontarkan, terkadang memang dalam. Tapi memang begitulah mereka. Ceplas-ceplos.

Untuk menanggapi mereka yang seperti itu, aku harus menganggap bahwa kata-kata yang mereka lontarkan itu tidak serius. Mereka hanya bercanda. Kalau aku mengganggap serius kata-kata mereka. Dijamin, aku enggak akan betah tinggal di kost-an.

“Eh, tapi benar enggak sih, kalau lo bulimia?” Henny masih penasaran.

“Ya, enggak lah. Ngapain juga gue harus muntahin makanan yang sudah gue makan. Kalau gue ngelakuin itu, bisa-bisa, dinding perut, usus, ginjal, gigi, semuanya rusak. Dan yang lebih parah, gue bisa meninggal karena kekurangan gizi. Mending gue meninggal karena dicium Fikri, dari pada gue meninggal karena kekurangan gizi,” aku yang sejak tadi bergeming, akhirnya menanggapi kata-kata mereka.

“Cieee... yang tadi pagi baru jadian. Omongannya enggak nahan.”

Tok... tok... tok....

Tiba-tiba pintu rumah di ketuk dari luar.
Wery, yang bertugas piket hari ini, bangkit untuk membukakan pintu.

“Tari, gue mau curhat!” Laras, saudara kembarku, sudah berdiri di depan pintu kamar, padahal baru lima belas detik Wery membuka pintu. Laras kemudian langsung berlari ke arahku.

“Lo ke sini sama siapa? Sudah malam begini,” tanyaku, heran.

“Sendiri. Gue sengaja ke sini, mau curhat sama elo. Lagian, besok gue enggak ada jadwal kuliah. Jadi gue bisa nginep di sini.”
“Eh... enggak bisa, enggak bisa. Bertiga aja sudah sempit. Apalagi ditambah satu gajah.” Hanny protes.

“Teman lo keterlaluan banget, sih. Masa gue dibilang gajah. Lagian, kamar ini kan masih luas banget!” Laras marah.

“Hanny memang begitu. Udah, enggak usah di masukin ke hati. Cuekin aja. Kita pindah ke kamar sebelah aja, yuk.”

Aku dan Laras kemudian bergeras meninggalkan kamar yang ditempati Hanny dan Wary. Kami menuju kamar yang lain, yang terletak tidak jauh dari kamar mereka.

Di rumah yang kami kontrak ini, hanya mempunyai dua kamar. Satu kamar untuk tidur. Satu kamar lagi untuk lemari pakaian dan rak buku. Kami sengaja mengaturnya seperti itu. Karena yang tinggal di rumah ini bukan hanya dua orang. Melainkan tiga orang. Selain itu, agar kebersamaan dan kekeluargaan di antara kami lebih terasa.

Sesampainya di kamar, laras langsung merebahkan diri ke karpet, yang berada tepat di tengah-tengah deretan lemari. Aku yang memang sudah lelah, ikut berbaring di sampingnya.

“Tari, lo tahu enggak. Tadi pagi gue ketemu cowok, cakep banget. Rambutnya ikal, matanya cokelat, hidungnya mancung, senyumnya manis, terus di pipi kanannya ada tahi lalat. Pokoknya sempurna banget, deh. Gue suka sama dia.”

“Ketemu di mana? Namanya siapa?” tanyaku, antusias. Perasaan lelah itu hilang seketika, tergantikan olah semangat yang baru. Karena baru kali ini Laras menceritakan tentang perasaannya pada seorang pria. Baru kali ini dia jatuh cinta. Padahal usianya sudah hampir sembilan belas tahun.

“Gue ketemu dia waktu di toko buku. Namanya Fikri.”

“Siapa?!” tanyaku, tak percaya.

“Fikri. Fikri Adi Dinata. Kalau enggak salah, dia juga kuliah di kampus lo, di jurusan Kesehatan Masyarakat. Lo kenal?! Ih... salamin ya.”
Seluruh rasa antusias itu seakan luruh. Semangatku untuk mendengar cerita Laras, hilang begitu saja. Kebahagiaan yang tadi sempat mengisi relung hatiku, tercabut secara paksa. Meskipun begitu, aku tidak ingin mengecewakan Laras. Aku tetap mendengarkan cerita tentang pertemuannya dengan Fikri. Tak tega rasanya membuatnya kecewa. Ia begitu bersemangat, begitu bahagia.

Aku benar-benar bingung sekarang. Aku harus bagaimana?! Laras ternyata mencintai Fikri, pacarku sendiri. Ini bukan salahnya, karena dia tidak pernah mengetahui bahwa aku dan Fikri, sebenarnya pacaran. Ini adalah kesalahanku sepenuhnya, karena aku tidak pernah memberi tahu Laras. Tapi aku tidak tega menghancurkan perasaannya. Cinta pertamanya!
***

“Fikri, hari ini kamu masih ada jam kuliah enggak?”

“Enggak ada. Memang ada apa?”

“Aku ingin ke pantai. Kamu mau menemaniku?”

“Untuk kamu, apa sih yang enggak?”

“Ya sudah. Berangkat, yuk.”

“Oke.”

RX King milik Fikri melaju dengan kencang. Membelah jalanan Kota Baja yang penuh debu.

Semilir angin pantai menerpa wajah tirusku, yang terduduk bagai di hamparan lautan es kim. Rambut ikal bergelombang menari mengikuti arah angin berhembus. Lenganku memeluk lutut. Pandanganku lurus ke garis horizontal.

Fikri duduk di samping kiriku. Kedua kakinya diluruskan. Tangannya meremas butir-butir pasir yang ada di samping kanan dan kirinya. Selama beberapa saat kami terdiam. Hanya suara debur ombak yang terdengar.

“Tari, sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?” tanya Fikri, tiba-tiba. Ia seakan merasakan ada sesuatu yang kusembunyikan.

Aku bangkit, kemudian berseru, “Fikri, aku ingin bermain dengan ombak.” Aku mencoba mengalihkan pembicaraan.

Fikri kemudian menggenggam dengan lembut tanganku. Aku menatapnya. Mataku dan matanya saling beradu. Ada kepedihan di hatiku.

Aku melepaskan genggaman Fikri. Dengan gontai aku melangkah, mendekati riak ombak yang menjilati hamparan es krim itu. Fikri menyejajarkan langkahnya dengan langkahku.
Aku hentikan langkahku, saat ombak yang menerjang kakiku semakin kuat. Fikri masih berada di sampingku.

“Sayang, kamu kenapa? Pasti ada sesuatu hal yang ingin kamu katakan padaku.”

“Fikri, kita adu lari, yuk. Sampai tembok pembatas itu ya,” untuk kedua kalinya aku mengalihkan pembicaraan.

“Oke. Tapi kalau kamu kalah, kamu harus mengatakan yang sejujurnya. Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan.”

Setelah aku merasa letih, aku kemudian berhenti dan berbalik. Ternyata aku sudah jauh meninggalkan Fikri, yang memang tidak ikut berlari. Masih dengan nafas tersengal-sengal, aku kembali berlari ke arah Fikri. Aku merasakan beban di hatiku kini sedikit berkurang.

“Kamu curang,” seruku, masih dengan tersengal-sengal.

“Kamu larinya semangat banget, sih. Jadi aku enggak bisa menyusul deh,” jawab Fikri, sekenanya.

Aku kemudian terdiam. Pandanganku kembali tertuju ke garis horizontal. Namun kini, sebuah senyuman mengembang dari bibir tipisku. Perasaanku lebih tenang.

“Sayang, sebenarnya ada apa sih?”.

“Aku hanya ingin menghabiskan waktu denganmu. Hanya bersamamu, hari ini,” jawabku. Pandanganku masih tertuju ke garis horizontal.

Fikri kemudian tersenyum, sambil berkata, “Aku pikir kamu mau cerita sesuatu. Karena kamu selalu mengajak aku ke pantai, kalau mau cerita sesuatu.”

“Masa, sih?”

“Bukannya iya?”

Kami pun bercanda dan tertawa. Menghabiskan hari ini bersama. Berdua, di tepi pantai. Kami bercanda dan tertawa, hingga senja berada di ufuk barat.
***

Kala senja berada di ufuk Barat, tepat berada di tengah garis horizontal, aku mengatakan, “Fikri, aku sudah memutuskan bahwa aku enggak bisa melanjutkan hubungan kita. Aku enggak bisa pacaran sama kamu. Ada seseorang yang lebih pantas untukmu.”
“Maksud kamu apa?!”

Aku kemudian menarik nafas, dalam dan panjang. Menghembuskannya perlahan. Aku berusaha untuk tersenyum, meskipun hatiku terluka. Sama seperti yang Fikri rasakan saat ini.

“Aku sudah terlalu sering menyakitimu. Aku tidak berhak mendapatkan cintamu. Kamu berhak mendapatkan wanita lain yang lebih baik dariku. Dia adalah Laras.”

“Laras?! Saudara kembarmu? Lestari, cinta itu bukan bola, yang bisa kamu oper sesuka hatimu. Sekalipun, kepada saudara kembarmu!” Fikri marah besar.

Hatiku semakin terluka. Aku menyadari, bahwa cinta memang bukanlah sebuah bola. Tapi demi kebahagiaan Laras, aku berharap, cintamu padaku seperti halnya sebuah bola. Sehingga cinta itu bisa dioper kepada Laras. Dan membuatnya bahagia.

***

CERPEN CINTA_Egoku_Karya: Erisa Kiswardani/Aoicha Kawai

Judul : Egoku
Kategori : Percintaan, Remaja, Mengharukan
Penulis : Erisa Kiswardani/Aoicha Kawai


Aku menghela nafas dengan berat. Merasakan perihnya duri yang tertancap di hatiku. Lama aku termenung dalam kamar. Tak tau harus berbuat apalagi untuk mengobati rasa perih ini. Bibirku tertutup rapat. Mataku sayu tapi tak berani mengeluarkan air mata. Aku memang tak ingin menangis. Aku tak mau lemah. Tapi sakit, perih, sesak semakin memuncak di hatiku.
“jangan ngambek terus dong, Ris! Kamu kok jadi manja gini sih…” kata Aim dengan nada kesal.
“apa sih? Memangnya salah kalau manja?” jawabku nggak mau kalah.
“salah. Ini bukan Risa yang kukenal.”
“bilang aja kamu nggak peduli. Sana pergi! Nggak usah sok perhatian lagi sama aku.”
Kepingan cerita bersama Aim terbayang tanpa sadar. Aim memang hanya teman bagiku. Walau aku tak tau dia menganggapku sebagai apa. aku terlanjur terbiasa dengan semua perhatian yang dia berikan. Tapi entah kenapa aku tak pernah melihat semua kebaikannya. Mataku terlalu buta dengan sikap ego yang terus bersinggah di dalam diriku.
Kemudian kepingan kisahku yang lainnya terbayang secara bergantian. Kepingan bersama orang-orang yang telah menyayangiku dengan tulus tapi sedikitpun aku tak pernah melihat mereka. Melihat semua ketulusan yang harusnya kubalas dengan sepantasnya.
“kamu tau nggak? Walau aku sibuk tapi yang paling membuatku sibuk adalah memikirkanmu.” Kata kak Miftah dengan mengeluarkan jurus rayuannya.
“iyakah? Aku jadi pengen jatuh saking terharunya denger ucapan kamu, kak.” Kataku sambil nyengir kecut ketika menatap matanya.
Aku selalu menganggap semua kata-kata yang dilontarkannya hanyalah kebohongan. Itu terlalu berlebihan untuk cowok yang sudah memiliki pacar seperti kak Miftah. Aku heran kenapa dia melakukan hal bodoh yang hanya akan menjatuhkan harga dirinya. Pikir saja, dia sudah mempunyai pacar tapi masih menginginkanku? Yang benar saja!
“aku sayang Lia, Ris. Tapi aku juga sayang kamu. Aku nggak bisa lupain kamu sampai sekarang. Aku masih nggak rela lepasin kamu.” Kata Adit dengan nada lirih.
“huh, masih sayang malah jadian sama orang lain.” Kataku dengan ketus.
“kamu yang putusin aku kan? Aku jadian sama Lia awalnya Cuma buat lupain kamu!.”
“apa? jadi mau nyalahin aku ya?”
“huft.. iya maaf.. jangan marah lagi. Mau kan kamu tetep disampingku walau bukan jadi milikku?”
Aku menatapnya dan terdiam. Si mantan yang bodohnya masih menyimpan perasaan untukku. Walau aku pun masih menyayanginya. Otakku berputar dan muncul sebuah rencana untuk membalas semua kejahatan yang telah dia perbuat padaku. Aku tersenyum manis kepadanya. Senyum palsu untuk membuatnya menangis.
“Ris, beneran kamu nggak mau balikan sama Adit? Aku relain dia kalau kamu memang masih sayang.” Lia tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang sebenarnya tak ingin kudengar.
“Aku memang masih sayang. Tapi aku nggak mau balikan.”
“kenapa?”
“aku nggak suka cowok gampangan.” Kataku ketus.
Semuanya teringat jelas dalam ingatnku. Dan itu membuatku sangat bersalah. Kesepian yang memuncak karena mereka mulai meninggalkanku. Dan kalut yang semakin menyertaiku. Mereka banyak berbuat baik padaku walau cacat sikap kadang muncul tapi apa yang telah aku lakukan untuk mereka? Aku merenung dan kembali berpikir. Air mata mulai menyapaku. Nggak! Nggak boleh lemah. Nggak boleh nangis! Teriakku dalam hati.
Aku membuka ponsel yang beberapa hari kubiarkan tergeletak di meja rias dengan keadaan non aktif. Dering SMS terus berbunyi ketika aku baru menyakan ponselku. Puluhan pesan masuk dalam kotak masukku. Perlahan aku membacanya satu per satu. Rasanya aku tak percaya. Mereka yang mengirim pesan padaku. Mereka yang kupikir jenuh kepadaku atas sikap ego yang selama ini hinggap dalam diriku. Dan yang membuat tak percaya lagi, mereka mengkhawatirkanku! Aku yang beberapa hari ini tak melihat dunia. Hatiku terenyuh.
Senyumku merekah saking senangnya. Semangatku perlahan bangkit. Otakku mulai rileks merangkai kata-kata maaf untuk mereka. Mengenyahkan egoku. Menghapus kesendirianku. Mengobati rasa bersalahku. Memperbaiki semuanya. Tak ada ego lagi. Tak ada dendam lagi. Janjiku dalam hati. Ya, kurasa aku tau apa yang akan aku lakukan setelah ini.

CERPEN PERSAHABATAN_Sebuah Janji_Karya: Aulia Regyta


Judul : Sebuah Janji
Kategori : Persahabatan, Cinta
Karya : Aulia Regyta
        Pagi itu hujan deras mengguyur Kota Jakarta. Vea yang duduk sendiri di halte bis sedang menunggu Dean, sahabat sejatinya sejak kecil. Saat hujan seperti ini, ia teringat kenangan kecilnya dulu bersama Dean. Saat itu ia dan Dean sedang bermain di taman. Tiba-tiba hujan datang, ia dan Dean segera masuk ke dalam sebuah gasabo yang ada di taman itu. Terjadi percakapan kecil diantara mereka. “Dean… aku sedih dech. Kalau hujan seperti ini aku jadi teringat sama mama. Waktu mama meninggal karena kecelakaan, juga hujan seperti ini. “ucap gadis kecil itu. “Kamu jangan sedih, Vea. Aku kan ada disini. Aku janji akan nemenin kamu untuk selamanya.”ucap bocah lugu itu kepada sahabatnya. “Benar, kamu akan nemenin aku buat selamanya? Selamanya sampai kita dewasa?”tanya gadis itu lagi. “Iya. Bahkan kalau perlu kalau kit a dewasa kita nikah saja. Kamu kalau dewasa mau kan nikah sama aku?”sahut bocah itu dan Vea hanya mengangguk menandakan jawaban setuju. “Tapi jika kamu ingkar janji gimana Dean?” ucap gadis itu kemudian.”Hmm… tenang saja. Aku janji akan mengantarkan kamu ke orang yang bisa menemanimu untuk selamanya.” jawab Dean singkat. Jika teringat hal itu, Vea merasa malu sendiri. Tak lama kemudian Dean datang. Akhirnya mereka berdua menaiki bis jurusan Blok M.
Hari itu adalah hari minggu, seperti biasa Dean mengajak Vea pergi ke mall. Tapi kali ini berbeda. Sudah dua jam Vea menunggu Dean di rumahnya, tapi ia tak kunjung datang juga. Krring…krring.. bunyi telephon rumah Vea berbunyi. Segera ia angkat telephon itu, siapa tau saja dari Dean. Benar saja itu Dean. “Ve, sekarang kamu datang ke rumahku. Ku tunggu.. tut..tut..tut..” telephon itu terputus. “Ha.. ha..hallo, Dean..Dean..ha.hallo?”sahut Vea. “Kok putus sich..?” gerutu gadis itu.
Dalam sekejap ia berada di depan rumah Dean. “Deaaaaan…!!!” teriak gadis itu menerobos masuk ke dalam rumahnya. Terlihat di dalam rumah Dean suasana yang sangat ramai. Banyak para tamu yang mengenakan jas dan gaun yang cantik. Vea mencari sosok Dean. Ternyata Dean berada di tengah-tengah para tamu undangan bersama seorang gadis yang sangat cantik. “Baiklah karena seluruh para tamu undangan semua sudah hadir, mari kita mulai acara pertunangan ini. Silahkan Dean Adiyatma putra dari Bapak Andrew Adiyatma menyematkan cincin pertunangan ke jari manis Shalomete Jenneta putri dari Bapak Alexander Wijaya.” ucap Mc itu. Mendengar itu semua Vea hanya terpaku. “Ya sudah, sekarang giliran Shalomete menyematkan cincin pertunangan ke jari Dean.” lanjut Mc itu lagi. Tubuh Vea mati rasa tidak bisa bergerak sama sekali. Tiba-tiba air matanya keluar begitu saja tanpa diperintah. Dean melihat Vea, sorot matanya tajam dengan tatapan dingin seolah tidak perduli kehadirannya di acara itu. Vea menyanggupkan langkahnya, ia maju untuk bersalaman dengan Dean, “Selamat..” satu kata terucap dari mulut mungilnya dan kemudian pergi tanpa suara.
Keesokan harinya Vea mendengar bahwa Dean pindah rumah ke Bandung. Begitu sakit hati Vea, meskipun Dean bukanlah pacar Vea tapi sudah sejak lama Vea memendam rasa suka itu pada Dean.
Tiga tahun berselang semenjak kejadian pertunangan itu. Saat ini Vea berada di hotel berbintang lima di kawasan Jakarta Selatan. Ya kali ini Vealah yang bertunangan dengan laki-laki pilihan orang tuanya itu. “Baiklah kita mulai acara pertunangan ini antara Raihan Ferdinan putra dari Bapak Alana Ferdinan dengan Vea Asyarifa putri dari Bapak Farhan Fairus. Silahkan saudara Raihan menyematkan cincin pertunangan ke jari manis saudara Vea. Ya dan sekarang giliran saudari Vea yang menyematkan incin pertunangan ke jari manis saudara Raihan.” sahut Mc itu. Acara pertunanagan  itu berlangsung sangat khidmat tanpa ada halang rintangan.
Tiba-tiba Vea menangkap suatu sosok yang tak asing lagi baginya. Dean. Ya sahabat sejatinya itu hadir di acara pertunangannya ini. Sungguh Vea tak percaya apa yang dilihatnya. “Selamat ya, Ve. Kuharap kamu bahagia dengan pertunangan ini.” ucap Dean memberi selamat pada Vea. Vea hanya membisu mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Dean. Dean segera pergi meninggalkan tempat pertunangan itu. Vea  pergi menuju kedua orang tuanya. Ia menyampaikan bahwa ia tiba-tiba tak enak badan, ia ingin segera pulang. Dengan diantar Raihan ia pulang ke rumahnya. Pesta pertunangan itu tetap berlanjut tanpa adanya kedua anak muda itu.
Vea menjatuhkan dirinya ke tempat tidur. Vea menangis, dalam hatinya ia masih mencintai Dean tetapi kini ia telah bertunangan dengan orang lain. “Dean kamu jahat, kenapa kamu melakukan semua ini sama aku? Kenapa? Padahal mungkin kamu sudah tahu bahwa aku mencintai kamu, tapi kenapa kamu hadir dan memberiku selamat seperti itu? Kamu mau membuatku menyesal atas keputusanku ini?” pikir Vea di benaknya.
Enam bulan berlangsung setelah itu dan di hari ini Vea akan menikah dengan Raihan. Vea yang saat itu sedang berada di kamar pengantin melihat wajahnya di cermin. Wajahnya sangat cantik dengan riasan dengan adat Sunda. Tapi apakah keputusan yang ia ambil ini benar? Pertanyaan itu yang selalu terngiang di kepalanya. “Vea, apa kamu sudah siap? Kalau sudah ayo kita segera kita turun kebawah. Semuanya sudah menunggu kamu.” ucap Fitri, kakak Vea. “Ya kak. Ayo kita turun ke bawah, Vea sudah siap” sahut Vea.
Vea sudah berada di lantai bawah. Sungguh cantik ia dengan kebaya itu, membuat semua mata tertuju padanya. Ketika saat dimulai Ijab Kabul, tiba-tiba handphon ayah Vea berbunyi. Ternyata yang menelpon itu adalah Andrew Adiyatma, teman ayah Vea sekaligus ayah dari sahabat sejatinya. Beliau mengabarkan bahwa Dean telah meninggal dunia dikarenakan Kanker Otak stadium akhir. Mendengar itu semua Vea langsung jatuh pingsan tak sadarkan diri. Akhirnya pernikahan itu ditunda.
Beberapa hari setelah itu, Vea menjadi orang yang pendiam. Ia sering mengurung dirinya di kamar. Hingga suatu malam, ia terbangun dari tidurnya. Entah mengapa ia melangkahkan kakinya menuju cendela kamarnya. Ia menatap kebawah cendela itu. Ia terkejut, ia melihat apa yang seharusnya tidak terlihat lagi. Dean. Vea melihat Dean. Dari bawah Dean memanggil nama Vea. Vea bergegas menuju tempat Dean. Diluar  rumah udara sangat dingin tapi tak ia hiraukan selama ia masih bersama Dean. Dean mengajaknya berjalan-jalan menuju suatu tempat. “Dean kenapa kamu seperti ini? Kenapa kamu melakukan semua ini sama aku? Kamu sadrkan aku cinta sama kamu?” tanya Vea. Ia sadar bahwa Dean yang ada di sampingnya saat ini adalah semu. Mendengar pertanyaan itu Dean hanya tersenyum sambil terus melanjutkan perjalanannya. Vea hanya mengikuti kemana ia dibawa oleh Dean.
Mereka berdua sudah sampai di tempat tujuan. Di depan rumah Raihan. “Dean kenapa kamu bawa aku kesini?” tanya Vea. “Ve, aku bertunangan dengan Shalom itu karena aku sayang banget sama kamu. Aku nggak mau kamu sedih dengan tahu harapan hidup aku tinggal sedikit lagi. Aku cinta sama kamu, Ve. Dan dulu waktu kita masih kecil, aku berjanji kalaupun aku nggak bisa mendampingi kamu untuk selamanya, aku sendiri yang akan mengantarkan kamu ke orang yang bisa mencintai dan menyayangi kamu untuk selamanya. Dan orang itu Raihan.” ucap Dean. Mendengar itu semua Vea menangis. “Aku janji, aku akan menyayangi dan mencintai Raihan sama seperti aku menyayangi dan cinta sama kamu Dean.” janji Vea.
Setelah Vea mengucap janjinya, Dean tersenyum dan menghilang bersama dengan terbitnya mantari pagi.
“Vea, kamu sedang apa berada di depan rumahku sepagi ini?” tanya Raihan yang baru keluar dari rumahnya. Melihat Raihan, Vea segera berlari ke arahnya dan setelah sampai, ia memeluk Raihan dengan begitu eratnya. “Aku cinta dan sayang banget sama kamu, Raihan” ucap Vea dengan senyum mengembang. Raihan bingung mengapa Vea sepagi ini berada di depan rumahnya sambil bebicara seperti itu. Meskipun begitu hatinya berbunga-bunga dan ia tersenyum sambil membalas memeluk Vea.

Tiga bulan seusainya, Vea dan Raihan menikah dan melangsungkan resepsi di taman sebuah apartemen yang sangat indah. Apartemen itulah yang akan menjadi tempat mereka membina rumah tangga nantinya. Vea melihat langit biru nan cerah.Terlihat di langit itu membayang wajah Dean tersenyum puas yang telah menyatukan dua insan ini. “Semoga kamu bahagia di sana… Dean.” ucap Vea di dalam hati.